Menteri Pengembangan Ekonomi Afrika Selatan (Afsel) Ibrahim Patel saat menerima cendera mata dari Wakil Wali Kota Hamid Muhammad. foto : malutpost |
Pengembangan Ekonomi Afrika Selatan (Afsel) Ibrahim Patel, Rabu (8/10) melakukan kunjungan pribadi ke Kota Tidore Kepulauan. Ia mengunjungi tempat kelahiran leluhurnya Imam Abdullah Bin Abdussalam, tokoh pejuang Afrika Selatan yang berasal dari Tidore.
Dalam kunjungannya ini, Ibrahim didampingi sejawatnya yang juga masih memiliki silsilah Tidore, Guru Besar Universitas Cape Town, Profesor Farid Esack. Saat tiba di Bandara Sultan Babullah Ternate, ia langsung menyeberang ke Tidore melalui Pelabuhan Resident dan tiba Pelabuhan Speed Rum. Di Pelabuhan Rum, Ibrahim diterima Assisten Bidang Ekonomi dan Kesra, Damhar Fathun bersama Sekretaris Kesultanan Tidore Amin Faruk. Saat pertama menginjakan kakinya di Tidore disambut ritual adat Joko Hale oleh Yaya Goa.
Setelah itu, ia kemudian melanjutkan perjalanan ke Soasio mengunjungi Kedaton Kesultanan Tidore dan diterima Wakil Walikota Tidore Kepulauan, Hamid Muhammad. Dalam kunjungannya ini, Ibrahim Patel menjelaskan bahwa kunjungan ini adalah untuk yang pertama kalinya ia menginjakan kaki di tanah Tidore.
Dikatakan bahwa sejak kecil, kedua orang tuanya selalu menceritakan asal-muasal keluarganya yang dari Tidore. Bahwa leluhur mereka Imam Abdullah Bin Abdussalam atau yang dikenal dengan nama Tuan Guru adalah pejuang besar dari Indonesia yang menentang kolonialisme Belanda. Karena perlawanannya yang demikian hebat dalam menentang penjajahan, Tuan Guru ditangkap Belanda dan dipenjarakan di beberapa tempat sebelum akhirnya diasingkan di Cape Town, Afrika Selatan bersama Syekh Yusuf yang juga pejuang asal Makassar.
Dalam pengasingannya ini kemudian Tuan Guru bersama Syekh Yusuf kemudian menyebarkan Islam di Afrika Selatan dengan mendirikan madrasah dan lembaga pendidikan keislaman serta tetap teguh menentang penjajahan bangsa Eropa di Afrika. dari perjuangannya ini kemudian mampu menginspirasi masyarakat di Afrika untuk bangkit melawan penjajahan bangsa Eropa hingga beberapa ratus tahun kemudian. Bahkan tokoh besar Afrika Selatan mantan Presiden Nelson Mandela pernah mengatakan bahwa inspirasi perjuangannya melawan Apartheid adalah sosok Tuan Guru dan Syekh Yusuf.
Yang sangat luar biasa ternyata kehadiran Tuan Guru dan Syekh Yusuf juga mampu memberikan sentuhan budaya baru bagi masyarakat Afrika Selatan, dan saat ini ada beberapa kosa kata bahasa Indonesia juga digunakan dalam bahasa nasional Afrika Selatan. Ibrahim Patel bersama Farid Essack bersekolah dan belajar agama di madrasah serta lembaga pendidikan Islam yang dibangun oleh Tuan Guru di Cape Town.
Ibrahim Patel dan Farid Esack menyatakan bahwa kehadirannya di Tidore merupakan momentum berharga dan menjelaskan bahwa hal ini merupakan kesempatan yang terbaik dalam hidupnya dapat hadir di tanah leluhur orang tuanya. Apalagi mendengar penjelasan dari Sekretaris Kesultanan Tidore, Amin Faruk, keduanya sangat terkesan bagaimana Amin mampu menguraikan silsilah dan menyebutkan satu persatu tokoh di Afrika Selatan yang memiliki peran besar dalam dunia pendidikan dan keagamaan dan ternyata merupakan keturunan dari Tuan Guru. Ibrahim juga memuji wawasan dan pengetahuan Amin Faruk yang sangat luas tentang kehidupan masyarakat Tidore yang ada di Afrika, bahkan lebih banyak dibandingkan dengan yang diketahui Ibrahim Patel sendiri.
Pada kesempatan ini, Wakil Wali Kota Hamid Muhammad menyerahkan cinderamata kepada Ibrahim Patel sebuah buku tentang Sejarah Hukum Kesultanan Tidore. Dari buku ini Hamid berharap Ibrahim bersama Farid Esack dapat mempelajari lebih jauh peran Kesultanan Tidore dalam menentang kolonialisme dan penjajahan Belanda di Indonesia.
Seusai pertemuan di Kadaton, Ibrahim patel kemudian menghadiri jamuan makan siang Pemerintah Kota Tidore Kepulauan yang digelar di Restoran Safira Beach dan dilanjutkan beristirahat di Penginapan Seroja di Kelurahan Soasio. Ibrahim juga berkesempatan melaksanakan Sholat Dhuhur di Masjid Sultan. Ibrahim Patel bersama Farid Esack juga memilih untuk menginap di Tidore agar bisa memiliki banyak waktu untuk mengunjungi beberapa tempat bersejarah seperti Benteng Tahula, Benteng Tore, Makam Sultan dan beberapa titik bersejarah lainnya. Dari kunjungannya ini, Ibrahim berharap dapat dilanjutkan dengan kerjasama antara Pemerintah Afrika Selatan dengan Kota Tidore Kepulauan terutama dalam membangun wisata sejarah. “Banyak masyarakat Afrika Selatan yang keturunan Tidore sangat berkeinginan untuk mengunjungi Tidore baik untuk berwisata maupun berziarah ke tanah leluhur mereka,” kata Ibrahim. Rencananya besok pagi Ibrahim bersama Farid akan meninggalkan Tidore dan menuju Bali untuk menghadiri seminar Internasional kenegaraannya.
sumber : malutpost
0 Response to "Menteri Pengembangan Ekonomi Afrika Selatan Keturunan Tidore"
Post a Comment